Hujan baru saja datang. Ini adalah kali
pertama ia datang lagi, setelah sekian lama tak pernah muncul. Kehadirannya menebarkan
aroma bau tanah kering yang khas, setelah sekian lama tidak kedatangan hujan.
Hujan baru saja datang. Saat itu hari sudah menjelang sore. Pelangi pun tampak
ditengah langit biru yang dikerumuni awan putih dan hitam pudar. Namun, pelangi
tak pernah bertahan lama. Ia pun menghilang seiring matahari yang tertelan
senja. Hujan baru saja datang.



Saat pagi, cuaca terasa panas terik. Langit hanya dihiasi sedikit
awan-awan putih yang nampak tenang nun jauh disana. Padahal mesin waktu baru
menunjukkan pukul sembilan pagi. Kemeja yang kukenakan ditengah himpitan
penumpang kereta api listrik basah kuyup sudah. Semprotan parfum yang
kusemburkan keseluruh pakaian dan urat-urat nadiku tak kuasa membendung bau
keringat yang telah bercampur dengan keringat sesama penumpang kereta api
listrik. Kini kurasa pengap.



Enam hari sudah hujan tak kunjung kembali.
Aku merindukannya. Sungguh aku merindukannya. Tapi…mengapa aku selalu
merindukan hujan?…apa hujan juga selalu merindukanku?

(by. rosihan fahmi)

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Pengikut